suara perempuan itu bukan aurat bagi lelaki ajnaby

dalil bahwa suara perempuan itu bukan aurat

1.  Allah ta’ala berfirman:
( (وقلن قولا معروفا) (سورة الأحزاب : 22

Maknanya: “Dan katakanlah (wahai para istri Nabi) perkataan yang baik” (Q.S. al Ahzab: 22)

2. Sahabat-sahabat Nabi bertanya Aisyah tentang hukum hakam dan hadishadis nabi secara dialog (dengan hijab tentunya), sebagai mana dalam riwayat :

Al Ahnaf ibn Qais berkata: “Aku telah mendengar hadits dari mulut Abu Bakr, Umar,
Utsman dan Ali. Dan aku tidak pernah mendengar hadits sebagaimana aku
mendengarnya dari mulut ‘Aisyah” (H.R. al Hakim dalam kitab al Mustadrak
).

3. Suara wanita bukan aurat kerana jika disebut demikian, mengapa Rasulullah SAW mengizinkan dua budak wanita menyanyi di rumahnya ?

Selain itu, baginda SAW juga tidak keberatan berbicara dengan kaum wanita, sebagaimana yang terjadi ketika menerima bai’at dari kaum ibu sebelum dan sesudah hijrah. Bahkan beliau pernah mendengar nyanyian seorang wanita yang bernazar untuk memukul rebana dan menyanyi di hadapan Rasulullah SAW. Semua keterangan tersebut dan keterangan serupa lainnya menunjukkan bahawa suara wanita bukan aurat.

 Selain itu, syara’   telah memberikan hak dan kekuasaan/kebenaran  kepada kaum wanita untuk  melakukan aktiviti jual-beli, berdagang, menyampaikan ceramah atau mengajar, mengaji Al Quran di rumah sendiri, membaca qasidah atau syair dan sebagainya. Jika suara mereka itu dianggap aurat atau haram diperdengarkan maka tentu syara’ akan mencegah mereka melakukan semua aktiviti tersebut. Inilah hujjah yang kuat. Memang diakui, syara’ melarang wanita menampilkan perhiasannya di hadapan kaum lelaki yang bukan mahramnya, melenggak-lenggok atau manja dalam berbicara sebagaimana yang telah diterangkan oleh Allah dalam firmanNya yang mafhumnya:

 “…dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka atau saudara-saudara lelaki mereka atau putera-putera saudara lelaki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…”[An Nur: 31]

 Syara’ tidak melarang wanita berbicara dengan lelaki dengan syarat ia tidak menampilkan kecantikkan atau perhiasannya kepada masyarakat umum di samping ketentuan lain yang telah ditetapkan oleh syara’. Oleh kerana itu, mendengar suara wanita tidaklah haram sebab ianya bukan aurat. Tidak ada larangan wanita untuk berbicara dengan kaum lelaki kecuali dengan suara manja, merayu, mendayu atau keluhan yang dapat menimbulkan  keinginan kaum lelaki untuk berbuat jahat, serong dan perbuatan dosa besar yang lainnya terhadap wanita tersebut. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya yang mafhumnya:

 “…maka, janganlah kamu tunduk ketika berbicara (dengan manja, merayu, dan sebagainya).(sebab), nanti akan timbul keinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya (keinginan nafsu berahinya). Dan ucapkanlah perkataan yang baik (sopan santun).” [Al Ahzab:32]

 Apabila wanita sudah melanggar perintah tersebut maka tidak hanya dirinya yang terlibat dalam perbuatan dosa atau haram, tetapi setiap orang yang membiarkan hal tersebut kerana mereka tidak menyeru kepada yang ma’ruf terhadap wanita itu dan tidak pula mencegahnya melakukan  yang mungkar.

 Rasulullah SAW bersabda mengenai hal ini:

 “Siapa saja di antara kalian yang melihat adanya kemungkaran maka hendaklah ia ubah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu melakukannya, maka hendaklah dengan lisannya. Kalau inipun tidak mapu dilakukannya, maka hendaklah dengan menolaknya dii dalam hatinya. Tetapi itulah iman yang selemah-lemahnya.” [HR Muslim, Abu Daud, Tirmizi, An Nasa’i  dan Ibn Majah]

catatan :
– menurut madzab syafei aurat wanita ajnabiyah adalah semua anggota badannya (kullu badani) termasuk rambut dan “mata”….(syarah fathul qarib)
– suara wanita ajnabiyah bisa menimbulkan fitnah tapi bukan aurat!!
– suara wanita bisa tergolong haram bagi laki-laki ajnabi yaitu seperti nyanyian, suara-suara yang membangkitakan syahwat dsb……

permasalahannya :

para pelampau agama (golongan anti madzab wahabi) mengatakan :
Ibnu Jibrin (wahabi/salafy palsu) berkata:” suara wanita di sisi lelaki ajnabi (bukan muhrim) adalah aurat”
(Kitab: Fatwal Mar’ah, m/s: 211, Darul Watan, Riyadh).

inilah bukti kesesatan ajaran “tanpa madzab” sekte wahaby yang sering mengaku sebagai salafy/darul hadits dan sebagainya.

Rujukan :

– aqidatul muslimin, syahamah press, download :
http://darulfatwa.org.au/languages/Indonesian/^Aqidat_Al-Muslimeen.pdf
– daftar kesesatan wahaby/pengikut abdul wahab, download : http://darulfatwa.org.au/content/view/14/77/

– Kitab: Fatwal Mar’ah, m/s: 211, Darul Watan, Riyadh
– suara wanita aurat atau bukan?  http://unity99.tripod.com/suara.html 

– syarah fathul qarib