Legalitas Tawassul dalam kitab adabul mufrad (imam bukhary) dan kitab kalimuthayyid (ibnu taymiyah) : Tawasul Nida “Yaa muhammad”

al Hamdu Lillah, wa ash Shalat Wa as Salam Ala Rasulillah Muhammad,

Penulis : al Mujassim Ahmad Ibn Taimiyah (w 728 H);

Kitab : “al Kalim ath Thayyib”(“KATA-KATA YANG BAIK”)

Penerbit :  Dar al Kutub al Ilmiyyah )Bairut Lebanon, t. 1417, h. 123,

Ibn Taimiyah menuliskan riwayat sebagai berikut:

“Dari al Haitsam ibn Hanasy, berkata: “Dahulu, ketika kami duduk di -majelis- sahabat Abdullah ibn Umar ibn al-Khath-thab (semoga ridla Allah selalu tercurah baginya), tiba-tiba kaki beliau terkena “kahdir”; yaitu semacam lumpuh tapi sesaat (tidak permanen), lalu ada seseorang berkata kepadanya: “Sebutkanlah orang yang paling engkau cintai?? Maka sahabat Abdullah ibn Umar berkata: “Yaa Muhammad….”. Kemudian saat itu pula beliau langsung sembuh dari sakitnya tersebut; seakan ia telah terlepas dari ikatan”.

Perhatikan, Ibn Taimiyah meriwayatkan hadits tersebut dalam karyanya, lalu ia menamakan karyanya tersebut dengan judul “al Kalim ath Thayyib”; dengan demikian artinya ia menganggap kata-kata “yaa Muhammad…” sebagai kata-kata yang baik. Padahal saat itu Rasulullah telah lama meninggal, dan Abdullah ibn Umar memanggil (nida’) nama Rasulullah yang jelas-jelas tidak hadir (berada) di hadapannya. Kata “Yaa Muhammad…” adalah istighatasah atau tawassul; sahabat Abdullah ibn Umar meminta kepada Allah dengan menjadikan Rasulullah sebagai wasilahnya.

kitab kalimutayyib cetakan penerbit yang lain: page 88

Hadits tentang sahabat Abdullah ibn Umar di atas juga telah dikutip oleh al Imam al Bukhari dalam kitab al Adab al Mufrad. lihat scan ini; bukti kuat menohok wahabi:

Manuskrip asli kitab adabul mufrad imam bukhary:

 
[Imam Bukhari, Kitab ul Adab ul Mufrad, Page No. 404, Hadith # 964]

Kita katakan kepada orang-orang Wahabi: “Apakah kalian akan mengkafirkan Imam al Bukhari?????”, ataukah kalian akan melepaskan ajaran sesat kalian???? bila kalian tetap menganggap kata “yaa Muhammad” sebagai kekufuran dan syirik; maka berarti kalian telah mengkafirkan Imam al Bukhari, dan berarti juga kalian telah mengkafirkan setiap para ahli hadits dan para ulama terkemuka yang telah meriwayatkan hadits tersebut; termasuk sahabat Abdullah ibn Umar di atas. Na’udzu Billah…..

Semoga kita terhindar dari ajaran sesat Wahabi…

Amin.. Bi Jah an-Nabiyy Muhammad Thaha al Amin…

 

Ya Muhammad
To enlarge scan click:

 dari abu hurairah : Saya mendengar Nabi (saw) mengatakan: “demi dzat yg jiwa Abu al-Qasim dalam kekuasaanNYA, ‘Isa bin Maryam akan turun sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana Ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan perselisihan dan dendam. , dan uang akan ditawarkan kepadanya tetapi dia tidak akan menerimanya Lalu ia akan berdiri di sisi kuburan dan berkata:.! Ya Muhammad dan Aku akan menjawab dia
From Abu Hurayra:

I heard the Prophet (s) say: “By the one in Whose hand is Abu al-Qasim’s soul, `Isa ibn Maryam shall descend as a just and wise ruler. He shall destroy the cross, slay the swine, eradicate discord and grudges, and money shall be offered to him but he will not accept it. Then he shall stand at my graveside and say: Ya Muhammad! and I will answer him.”

Abu Ya`la relates it with a sound chain in his Musnad (Dar al-Ma’mun ed. 1407/1987) 11:462; Ibn Hajar cites it in al-matalib al-`aliya (Kuwait, 1393/1973) 4:23, chapter entitled: “The Prophet’s life in his grave” and #4574; Haythami says in Majma` al-zawa’id (8:5), chapter entitled: “`Isa ibn Maryam’s Descent”: “Its sub-narrators are the men of sound (sahih) hadith.”

Bukhari in his Adab al-mufrad, Nawawi in his Adhkar, and Shawkani in Tuhfat al-dhakirin all relate the narrations of Ibn `Umar and Ibn `Abbas whereby they would call out Ya Muhammad whenever they had a cramp in their leg (Chapters entitled: “What one says if he feels a cramp in his leg“).

Regardless of the grade of these narrations, it is significant that Bukhari, Nawawi, and Shawkani never raised such a disturbing notion as to say that calling out “O Muhammad” amounted to shirk.

See the following editions:
Nawawi’s Adhkar:

1970 Riyadh edition: p. 271

1988 Ta’if edition: p. 383

1992 Mecca edition: p. 370

Bukhari’s Adab al-mufrad:

1990 `Abd al-Baqi Beirut edition: p. 286

1994 Albani edition entitled Da`if al-adab al-mufrad: p. 87

The latter gives as a reference: Takhrij al-kalim al-tayyib (235)”

date? Beirut: `Alam al-kitab: p. 324

date? Beirut: Dar al-kutub al-`ilmiyya: p.142.

Shawkani’s Tuhfat al-dhakirin:

1970 Beirut: Dar al-kutub al-`ilmiyya: p. 206-207.

 

Hadits Nabi Adam bertawasul dengan Nabi Muhammad (Ibnu Hjar atsqalani)

 

Hadith of Adam
Imam al-Qastallani (rah) and Imam az-Zarqani (rah) showed the hadith of Adam (alaih salam)’s Tawassul as “AUTHENTIC”
———————
Imam al-Qasttalani (rah) authenticating hadith of Adam (a.s)’s Tawassul in this passage it starts from previous Page # 219 which states: The Tawasssul, Seeking help, Shaf’at, Tawajju is “PROVEN IN ALL CONDITIONS, WHETHER BEFORE YOUR CREATION OR AFTER IT” as is mentioned in Tehqeeq al-nasra and also Masabah al-Zalam
Then on Page # 220 Imam al-Qastalani (rah) brings the hadith of Adam (alaih salam) as: “IT HAS COME IN SAHIH (HADITH) FROM PROPHET (PEACE BE UPON HIM)” that the Prophet (Peace be upon him) said: When Adam (a.s) made the mistake he said: O my Lord, I am asking you to forgive me for the sake of Muhammad (Peace be upon him)… (till the end of Hadith) Below even Imam al-Zarqani kept the authentication of Imam al-Qastallani (rah) “INTACT”… then on Page # 222 Imam al-Qastallani (rah) mentions his own practice that he called asked Prophet (Peace be upo him) “FOR HELP FROM MAKKAH”
Yes hear it again Makkah not Madina … Allah hu Akbar!

[Refer to Sharh ala Muwahib (12/220-222)]

Sharh ala Muwahib al-Luduniya written by Imam az-Zarqani (rah)