
Allah berfirman : (QS. Al-Baqarah:80-81)
“Dan mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali hanya beberapa hari saja”. Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu telah menerima janji dari Allah, sehingga Allah tidak akan mengingkari janjiNya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap apa yang tidak kamu ketahui?” 80)
Yang benar, barangsiapa berbuat kejelekan dan ia telah diliputi oleh kesalahannya, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” 81).
Bangsa Yahudi punya anggapan kalau terpaksa mendapat hukuman neraka paling lama 7 hari, karena menurut mereka dunia ini berumur 7 ribu tahun. Mereka beranggapan 1 hari di neraka sama dengan lama di dunia 1000 tahun. Sebagian orang Yahudi ada pula yang beranggapan bahwa kalau orang Yahudi terpaksa mendapat hukuman neraka, maka paling lama 40 hari, yaitu sama dengan lamanya mereka dahulu menyembah patung anak sapi.
Anggapan mereka yang sangat keliru ini kemudian oleh Allah dimintai dasar dalilnya, yaitu adakah anggapan semacam itu merupakan suatu perjanjian yang Allah pernah adakan dengan mereka, ataukah bangsa Yahudi hanya semata-mata berbuat dusta? Sebab persoalan hukuman neraka, lama atau sebentar adalah menjadi hak Allah. Manusia dapat mengetahui hal tersebut hanyalah semata-mata melalui wahyu Allah yang disampaikan kepada para Rasul-Nya. Tanpa melalui cara seperti ini, maka jelaslah bahwa anggapan bangsa Yahudi seba gaimana tersebut di atas adalah satu pernyataan dusta dan ucapan lancang atas nama agama. Karena ucapan semacam itu hanyalah bukti dari kekufuran mereka dari ajaran Allah dan fakta kebobrokan mental mereka.
Anggapan bangsa Yahudi mengenai masa lamanya mereka akan mengalami siksa neraka seperti itu, hanyalah muncul karena salah satu dari 2 kemungkinan berikut ini:
a. karena ada janji Allah kepada mereka,
b. mereka sengaja membuat kebohongan dengan nama agama.
Karena janji Allah semacam itu memang tidak pernah ada, berarti apa yang menjadi pengakuan bangsa Yahudi itu benar-benar kebohongan besar dan bukti kebobrokan mental mereka.
Tetapi justru sebaliknya dalam ayat 81 Allah menegaskan adanya kaidah pertanggunganjawab dan pembalasan hukum bahwa setiap orang yang melakukan dosa sehingga dirinya penuh dengan noda-noda dosa, maka dia akan mendapatkan siksa neraka kekal. Apalagi bangsa Yahudi telah berani berbohong dengan nama Allah dan mengaku sebagai bangsa pilihan dalam pandangan Allah, padahal sebenarnya dusta belaka, sudah tentu akan menjadi penghuni neraka kekal abadi. Sebaliknya seseorang akan selamat dari siksa neraka dan menjadi penghuni surga hanyalah orang-orang beriman lagi beramal shaleh. Sedangkan bangsa Yahudi sebagaimana tersebut dala m ayat 80 di atas adalah orang-orang yang berani melakukan perbuatan paling tercela, yaitu berdusta dengan kedok agama yang membuktikan betapa bobroknya mental mereka. Maka adalah sepatutnya bahwa bangsa Yahudilah yang menjadi penghuni neraka yang kekal itu.
Perkataan Kufur Ibnu taymiyah – ibnu qayyim – wahabi dan Yusuf qardhawi : Neraka akan punah
Perkataan Kufur Yusuf al Qardlawi, mengatakan; Neraka akan Punah]
video:
ingatlah wahai qardawi!!!
72:23] Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya
illaa balaaghan mina allaahi warisaalaatihi waman ya’shi allaaha warasuulahu fa-inna lahu naara jahannama khaalidiina fiihaa abadaan
http://www.youtube.com/watch?v=IhJljy2O1yM&feature=related
Al Qardlawi berkata:
Ibn Qayyim sebenarnya memiliki pendapat sebagaimana pendapat Ibn Taimiyah; gurunya, bahwa menurut keduanya neraka akan punah, sementara surga kekal. Menurut mereka; suatu hari nanti neraka akan punah. Dalam hal ini mereka memiliki dalil, Ibn Qayyim menjelaskan masalah ini dalah bukunya; syifa’ al ‘Alil Fi Masa’il al Qadla’ Wa al Qadar Wa al Hikmah Wa at Ta’lil, lalu dalam bukunya; Hadi al Arwah Ila Bilad al Afrah, dan ketiga ada dalam bukunya yang lain. Lalu Ibn Taimiyah juga berpendapat demikian. Ibn Qayyim menyebutkan banyak dalil untuk masalah ini, menyebutkan sekitar 20 dalil. Pendapatnya ini sesuai dengan keluasan rahmat Allah. Ia menyebutkan tiga ayat dalam al Qur’an; firman Allah; Qala an naru matswakum khalidin fiha illa ma sya’Allah Inna Rabbaka hakimun alim (Qs. Al An’am), kemudian ayat dalam surat Hud; Fa ammalladzina kafaru fa finnari lahum fiha zafiruw wa syahiq khalidina fiha ma damatissamawatu wal ardlu illa ma sya’a rabbuka inna rabbaka fa’allun lima yurid. Dalam masalah surga Allah tidak menyebutkan “illa ma sya’a Rabbuka”, yang ada disebutkan tentang surga adalah “atha’an ghayru majdzudz”, jadi penyebutan prihal neraka berbeda dengan penyebutan prihal surga. Lalu ayat ke tiga adalah firman Allah dalam surat an Naba’; “labitsin fiha ahqaban, la yadzuquna fiha badan wala syaraban”, makna “ahqab”; sekalipun waktu panjang, namun pada akhirnya ia memiliki penghabisan, taruh misalkan makna “ahqab” di sini 1 juta tahun, namun akhirnya itu akan habis. Ini adalah pendapat Ibn Qayyim (dan gurunya). Dan Ini adalah pendapat yang saya sendiri setuju dengannya, karena ini sesuai dengan keluasan rahmat Allah dan kebijaksanaan-Nya. Lalu Ibn Qayyim sendiri di akhir bukunya menyatakan bahwa dasarnya semua urusan Allah “inna rabbakan fa’alun lima yurid’, artinya ibn Qayyim tidak memastikan hal itu.
**************************
Di antara kontroversi Ibn Taimiyah yang menggegerkan adalah pernyataannya bahwa neraka akan punah, dan bahwa siksaan terhadap orang-orang kafir di dalamnya memiliki penghabisan. Kontroversi ini bahkan diikuti oleh murid terdekatnya; yaitu Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah (Lihat Ibn al-Qayyim dalam Hadi al-Arwah Ila Bilad al-Afrah, h. 579 dan h. 582).
Dalam karyanya berjudul ar-Radd ’Ala Man Qala Bi Fana’ an-Nar, Ibn Taimiyah menuliskan sebagai berikut:
”Di dalam kitab al-Musnad karya ath-Thabarani disebutkan bahwa di bekas tempat neraka nanti akan tumbuh tumbuhan Jirjir. Dengan demikian maka pendapat bahwa neraka akan punah dikuatkan dengan dalil dari al-Qur’an, Sunnah, dan perkataan para sahabat. Sementara mereka yang mengatakan bahwa neraka kekal tanpa penghabisan tidak memiliki dalil baik dari al-Qur’an maupun Sunnah” (Lihat ar-Radd ‘Ala Man Qala Bi Fana’ an-Nar, h. 67).
Apa yang telah ditetapkan oleh Ibn Taimiyah dan dikuatkan oleh muridnya ini sekarang telah menjadi dasar keyakinan kaum Wahhabiyyah. Bahkan salah seorang pemuka mereka bernama Abd al-Karim al-Humaid, dengan bangga menulis satu buku yang ia beri judul ”al-Qaul al-Mukhtar Li Fana’ an-Nar”. Di dalamnya, dengan sangat tegas dan gamblang sebagaimana judul buku tersebut, ia mengatakan bahwa neraka akan punah, serta seluruh siksaan terhadap orang-orang kafir di dalamnya akan habis. (Lihat al-Qaul al-Mukhtar Li Fana’ an-Nar, h. 8, Riyadl, Saudi). Hasbunallah…!!! Pertanyaannya; Lantas ke manakah orang-orang kafir itu? Ke surga? Na’udzu Billah.
Ini adalah salah satu kontroversi Ibn Taimiyah, -selain berbagai kontroversi lainnya- yang memicu ”perang” antara dia dengan al-Imam al-Hafizh al-Mujtahid Taqiyyuddin as-Subki. Hingga kemudian al-Imam as-Subki membuat risalah berjudul ”al-I’tibar Bi Baqa’ al-Jannah Wa an-Nar” sebagai bantahan keras terhadap Ibn Taimiyah, hingga beliau mengatakan bahwa Ibn Taimiyah telah keluar dari Islam; seorang yang sesat dan menyesatkan. Di antara yang dituliskan al-Imam as-Subki dalam risalah tersebut adalah sebagai berikut:
”Sesungguhnya keyakinan seluruh orang Islam adalah bahwa surga dan neraka tidak akan pernah punah. Kesepakatan (Ijma’) keyakinan ini telah dikutip oleh Ibn Hazm, dan bahwa siapapun yang menyalahi hal ini maka ia telah menjadi kafir sebagaimana hal ini telah disepakati (Ijma’). Sudah barang tentu hal ini tidak boleh diragukan lagi, karena kekalnya surga dan neraka adalah perkara yang telah diketahui oleh seluruh lapisan orang Islam. Dan sangat banyak dalil menunjukan di atas hal itu” (Lihat al-I’tibar Bi Baqa’ al-Jannah Wa an-Nar dalam ad-Durrah al-Mudliyyah Fi ar-Radd ‘Ala Ibn Taimiyah karya Al-Hafizh ‘Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki, h. 60).
Pada bagian lain dalam risalah tersebut al-Imam as-Subki menuliskan:
”Seluruh orang Islam telah sepakat di atas keyakinan bahwa surga dan neraka kekal tanpa penghabisan. Keyakinan ini dipegang kuat turun temurun antar generasi yang diterima oleh kaum Khalaf dari kaum Salaf dari Rasulullah. Keyakinan ini tertancap kuat di dalam fitrah seluruh orang Islam yang telah diketahui oleh seluruh lapisan mereka. Bahkan tidak hanya orang-orang Islam, agama-agama lain-pun di luar Islam meyakini demikian. Maka barangsiapa meyalahi keyakinan ini maka ia telah menjadi kafir” (Lihat al-I’tibar Bi Baqa’ al-Jannah Wa an-Nar dalam ad-Durrah al-Mudliyyah Fi ar-Radd ‘Ala Ibn Taimiyah karya Al-Hafizh ‘Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki, h. 67).
Pernyataan Ibn Taimiyah di atas jelas merupakan bohong besar terhadap para ulama Salaf dan terhadap al-Imam ath-Thabarani. Anda jangan tertipu, karena pendapat itu adalah ”akal-akalan” belaka. Anda tidak akan pernah menemukan seorang-pun dari para ulama Salaf yang berkeyakinan semacam itu. Pernyataan Ibn Taimiyah ini jelas telah menyalahi teks-teks al-Qur’an dan hadits serta Ijma’ seluruh orang Islam yang telah bersepakat bahwa surga dan neraka kekal tanpa penghabisan. Bahkan, dalam kurang lebih dari 60 ayat di dalam al-Qur’an secara sharih (jelas) menyebutkan bahwa surga dengan segala kenikmatan dan seluruh orang-orang mukmin kekal di dalamnya tanpa penghabisan, dan bahwa neraka dengan segala siksaan serta seluruh orang-orang kafir kekal di dalamnya tanpa penghabisan, di antaranya dalam QS. Al-Ahzab: 64-65, QS. At-Taubah: 68, QS. An-Nisa: 169, dan berbagai ayat lainnya.




Kemudian di dalam hadits-hadits shahih juga telah disebutkan bahwa keduanya kekal tanpa penghabisan. Di antaranya hadits shahih riwayat al-Bukhari dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
يُقَالُ لِأهْلِ الْجَنّةِ: يَا أهْلَ الْجَنّةِ خُلُوْدٌ لاَ مَوْت، وَلأهْلِ النّار: خُلُوْدٌ لاَ مَوْت (رواه البخاري)
”Dikatakan kepada penduduk surga: ”Wahai penduduk surga kalian kekal tidak akan pernah mati”. Dan dikatakan bagi penduduk neraka: ”Wahai penduduk neraka kalian kekal tidak akan pernah mati”. (HR. al-Bukhari)
Filed under: Yahudi & Ibnu Taymiyah berkeyakinan neraka akan Punah | Tagged: Yahudi & Ibnu Taymiyah berkeyakinan neraka akan Punah | Leave a comment »
You must be logged in to post a comment.