Kubur Nabi-nabi dlm Masjid? Bagaimana Sembahyang didlmnya?

Kubur Nabi-nabi dlm Masjid? Bagaimana Sembahyang didlmnya?

1.Adakah hadis-hadis yang Sahih atau Hasan yang menyatakan terdapatnya Kubur Nabi-nabi berada dalam masjid-masjid?.

2. Adakah sah bersembahyang dimasjid yang didalamnya terdapat kubur?.

JAWAB:
Soalan 1:

قبور الأنبيأ –عليهم الصلاة- التى بمسجد الخيف


أخرج البزار فى مسنده( كشف الأستار 1177) والطبرانى فى أكبر معاجمعه
( 12\316, 13525) وهو فى مشيخه ابن طهمان جميعهم من حديث ابراهيم بن طهمان عن منصور عن مجاهد عن ابن عمر رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

فى مسجد الخيف قبر سبعين نبيا
Didalam Masjid Khaif (Mina) terdapat 70 Kuburan Para Nabi- alaihimussholatuwassalam.


قال البزار : لا نعلمه عن ابن عمر بأحسن من هذا, تفرد به ابراهيم و عمرعن منصور


قال الحافظ ابن حجر فى (( مختصر زوائد )) رقم 713 (( وهو اسناد صحيح ))

Berkata : AlHafiz Ibnu Hajar dalam Mukhtasar Zawaid no 713 ” Iaitu Isnadnya Sohih”.


و قال الحافظ الهيثمى فى – المجمع- (3\297) رواه البزار: ورجاله ثقات

Berkata al hafiz Al Haisthami dalam “Majma” (2\297) “Telah meriwayatkannya al Bazzar, Dan Rijalnya adalah Thiqaat (kepercayaan) “.


فهذا الاسناد رجاله ثقات , وهو غاية فى الصحة , بل هو صحيح على شرط الشيخين , فلله دَرّ هذين الحافظين الجليلين


Soalan 2.

Jikalau kubur tersebut adalah sebahagian dari Masjid, maka tidak harus (Bhs Indonesia tidak boleh).

Tetapi kalau Kubur berada didalam/pinggiran/sebelah masjid,( maka tidak jadi masalah besembahyang disitu. Sah sembahyang .

Melainkan jika kubur berada diarah kiblat depan masjid , maka makruh sembahyang dimasjid begitu disisi ulamak mazhab Hanafi. wallahu a’lam.
Terlebih jelas keharusannya (Bhs Indonesia = Boleh) , jika kubur hanya berada diruangan yang dikhaskan dengan berdinding yg hanya berada disisi masjid seperti MASJID NABAWI, MASJID DISISI MAKAM IMAM SHAFIE, MASJID DISISI MAKAM KEPALA SAYYDINA HUSIN R.A. DAN SEBAGAINYA. Maka tak ada masalah langsung dan tidak ada kena mengena langsung dengan hadis-hadis yg larang jadikan kuburan tempat sembahan. Wallahu a’lam.
——————————————————————————————
Jawaban Habib MUnzir tentang ziarah kubur dan Makam para Nabi :

http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=1&func=view&id=14131&catid=9
Mengenai membangun diatas kuburnya tempat ibadah

Berkata Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar : “Berkata Imam Al Baidhawiy : ketika orang yahudi dan nasrani bersujud pada kubur para nabi mereka dan berkiblat dan menghadap pada kubur mereka dan menyembahnya dan mereka membuat patung patungnya, maka Rasul saw melaknat mereka, dan melarang muslimin berbuat itu, tapi kalau menjadikan masjid di dekat kuburan orang shalih dengan niat bertabarruk dengan kedekatan pada mereka tanpa penyembahan dg merubah kiblat kepadanya maka tidak termasuk pada ucapan yg dimaksud hadits itu”(Fathul Bari Al Masyhur Juz 1 hal 525)

Kita akan lihat ucapan para Imam :
1. Berkata Guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu Imam Syafii rahimahullah : “Makruh memuliakan seseorang hingga menjadikan makamnya sebagai masjid, (*Imam syafii tidak mengharamkan memuliakan seseorang hingga membangun kuburnya menjadi masjid, namun beliau mengatakannya makruh), karena ditakutkan fitnah atas orang itu atau atas orang lain, dan hal yg tak diperbolehkan adalah membangun masjid diatas makam setelah jenazah dikuburkan, Namun bila membangun masjid lalu membuat didekatnya makam untuk pewakafnya maka tak ada larangannya”. Demikian ucapan Imam Syafii (Faidhul qadir Juz 5 hal.274).

2. Berkata Imam Al Muhaddits Ibn Hajar Al Atsqalaniy : “hadits hadits larangan ini adalah larangan shalat dg menginjak kuburan dan diatas kuburan, atau berkiblat ke kubur atau diantara dua kuburan, dan larangan itu tak mempengaruhi sah nya shalat, (*maksudnya bilapun shalat diatas makam, atau mengarah ke makam tanpa pembatas maka shalatnya tidak batal), sebagaimana lafadh dari riwayat kitab Asshalaat oleh Abu Nai’im guru Imam Bukhari, bahwa ketika Anas ra shalat dihadapan kuburan maka Umar ra berkata : kuburan..kuburan..!, maka Anas melangkahinya dan meneruskan shalat dan ini menunjukkan shalatnya sah, dan tidak batal. (Fathul Baari Almayshur juz 1 hal 524).

Darisini diambil kesimpulan bahwa shalat menghadap kuburan tidak haram dan tetap sah shalatnya, namun makruh, dan makruh adalah tidak dosa bila dikerjakan dan mendapat pahala bila ditinggalkan.

Berkata Imam Al Baidhawiy : bahwa Kuburan Nabi Ismail as adalah di Hathiim (disamping Miizab di ka’bah dan di dalam masjidilharam) dan tempat itu justru afdhal shalat padanya, dan larangan shalat di kuburan adalah kuburan yg sudah tergali (Faidhulqadiir Juz 5 hal 251)

jelaslah bahwa yg dimaksud shalat menghadap kuburan adalah yg langsung berhadapan dengan kuburan yg telah digali, bukan kuburan yg tertutup tembok atau terhalang dinding.

Rasul saw menyalatkan seorang yg telah dikuburkan, beliau shalat gaib menghadap kuburannya tanpa dinding atau penghalang, yaitu langsung menghadap kuburan

Maka telah jelas bahwa larangan adalah :
• Membangun masjid diatas kuburan untuk menyembah kuburan para nabi.
• Larangan membangun masjid yg “sengaja” menghadapkan kiblatnya ke kuburan untuk menyembahnya.

Kita memahami bahwa Masjidirrasul saw itu diperluas dan diperluas, namun bila saja perluasannya itu akan menyebabkan hal yg dibenci dan dilaknat Nabi saw karena menjadikan kubur beliau saw ditengah tengah masjid, maka pastilah ratusan Imam dan Ulama dimasa itu telah memerintahkan agar perluasan tidak perlu mencakup rumah Aisyah ra (makam Rasul saw),

Perluasan adalah di zaman khalifah Walid bin Abdulmalik sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, sedangkan Walid bin Abdulmalik dibai’at menjadi khalifah pd 4 Syawal th 86 Hijriyah, dan ia wafat pada 15 Jumadil Akhir pd th 96 Hijriyah

lalu dimana Imam Bukhari? (194 H – 256 H), Imam Muslim? (206 H – 261H), Imam Syafii? (150 H – 204 H), Imam Ahmad bin Hanbal? (164 H – 241 H), Imam Malik? (93 H – 179 H), dan ratusan imam imam lainnya?, apakah mereka diam membiarkan hal yg dibenci dan dilaknat Rasul saw terjadi di Makam Rasul saw?, anda kira orang yg beriman itu hanya sahabat kah?, lalu Imam Imam yg hafal ratusan ribu hadits itu adalah para musyrikin yg bodoh dan hanya menjulurkan kaki melihat kemungkaran terjadi di Makam Rasul saw??, munculkan satu saja dari ucapan mereka yg mengatakan bahwa perluasan Masjid nabawiy adalah makruh.
TIDAK ADA..! itu hanya muncul dari kedangkalan pemahaman anda.

Justru inilah jawabannya, mereka diam karena hal ini diperbolehkan, bahwa orang yg kelak akan bersujud menghadap Makam Rasul saw itu tidak satupun yg berniat menyembah Nabi saw, atau menyembah Abubakar ra atau Umar bin Khattab ra, mereka terbatasi dengan tembok, maka hukum makruhnya sirna dengan adanya tembok pemisah, yg membuat kubur2 itu terpisah dari masjid, maka ratusan Imam dan Muhadditsin itu tidak melarang perluasan masjid Nabawiy.