Tiga landasan Utama ( ushulutsalatsah)

.2 Tasauf dalam Islam

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ikhwati Fillah..

Dalam agama (Islam) kita ada tiga unsur yang disebut Islam, Iman dan Ihsan.

  • Islam oleh Rasulullah saw dalam dialognya kepada Jibril (dalam Hadis Umar ra.) diperkenalkan sebagai rukun Islam yang lima. dan perkara ini pada abad pembukuan (tadwin) ilmu-ilmu Islam dikenal sebagai Ilmu FIKIH.
  • Iman adalah sebagai rukun Iman yang enam. kemudian secara teori panjang lebar lengkap dengan berbagai firqah2 yang berikhtilaf dalam masalah aqidah ini dibahasa dalam sebuah ilmu yang disebut ilmu TAUHID, AQAID atau ILMU KALAM
  • Ihsan, Nabi Muhamad saw dalam hal ini tidak menuturkannya dalam bentuk rukun, melainkan dijelaskan dengan sebuah definisi. Yaitu: “Anda beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-NYA, jika tidak melihat-NYA maka DIA tetap melihatmu”. untuk memunculkan spiritual ini yang perangkatnya bukan kepala, tubuh atau kaki, melainkan hati. maka kemudian secara panjang lebar perkara ini di bahasa dalam sebuah bidang yang sejak abad pertengah ke II hijriyah dikenal dengan sebutan Ilmu TASAWUF.

Sejak saat itu dikenallah dalam dunia Islam sepanjang masa -secara umum- bahwa ilmu-ilmu Islam terdapat tiga unsur (diungkap dalam bahasa istilah oleh para ulama Islam).

1. Islam = Syariah = Fikih

2. Iman = Aqidah = Tauhid

3. Ihsan = Akhlak = Tasawuf

Jadi, akhlak atau Tasawuf atau Ihsan, bukan persoalan sampingan atau hal-hal yang bersifat budaya dalam agama Islam. Ia adalah ruh, inti dan denyut kehidupan agama, tanpa ada kebersihan Akhlak itu sama dengan syirik dalam melakukan serangkaian kebaikan dan ketaatan, tanpa niat, dan keikhalasan serta tujuan karena ALLAH (ikhlas).

Jika kita memahami disiplin rangkaian ini, maka kita akan faham juga seberapa urgensinya seorang muslim terhadap kebersihan hati, akhlak dan spritualnya, agar mendapatkan hikmah-hikmah dan berjaya dari seluruh rangkaian aktifitas yang dilakukannya dalam kehidupan di dunia ini hingga kelak di akherat.

Semakin jelas bahwa menekuni bidang akhlak-tasawuf-adab (bukan adab budaya manusia) adalah penekunan terhadap salah satu unsur dasar atau inti dari bidang agama Islam, seperti kita menekuni bidang fikih dan tauhid (apakah melalui Alquran, Hadis atau karya-karya ulama seperti tafsir, syarah Hadis dan pengamalaman akhlak-tasawuf lainnya). bukan sebuah gerakan atau jamaah. seperti munculnya jama’ah Islam belakangan setelah suqut Daulah Islam.

Wallahu’alam.

Hadits Dasar “Tiga Pilar Utama Agama Islam”
Alkisah dalam sebuah hadis Bukhari Muslim diriwayatkan bahwa agama Islam itu meliputi tiga pilar utama, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan. Sabda Rasulullah SAW,
Dari Saidina Umar bin Khathab r.a., beliau berkata,”Pada suatu hari ketika kami bersama-sama Rasulullah SAW, datang seorang laki-laki berpakaian putih dan rambut hitam, tetapi tidak nampak tanda-tanda bahwa dia orang musafir dan kami tidak seorang pun yang kenal dengan orang itu.
Dia duduk berhadapan dengan Nabi dengan mengadu lututnya dengan lutut Nabi dan meletakkan tangannya di atas pahanya, lalu dia bertanya, “Wahai Muhammad, coba ceritakan kepadaku tentang Islam. Nabi menjawab, “Islam ialah engkau akui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu Rasulullah, engkau kerjakan Shalat, engkau kerjakan Zakat, engkau lakukan Puasa bulan Ramadhan, engkau naik Haji kalau kuasa”.
Laki-laki itu menjawab, “Benar”.
“Kami heran”, kata Umar bin Khathab. Dia bertanya dan dia pula yang membenarkan.
Lalu dia bertanya lagi, “Coba ceritakan tentang Iman !”
Nabi menjawab, “Iman ialah supaya engkau percaya kepada Allah, malaikatNya, RasulNya, hari akhirat dan percaya dengan takdir baik dan buruk lainnya.
Dia menjawab, “Benar !”
Dia bertanya lagi, “Apa
Ihsan itu ?”
Nabi menjawab, “Bahwa engkau menyembah Tuhan seolah-olah engkau melihatNya, tetapi kalau engkau tidak dapat melihatNya maka dia melihat akan engkau.”
Dia bertanya lagi, “Kapan hari kiamat ?”
Nabi menjawab, “Yang bertanya lebih tahu dari yang ditanya.”
Dia bertanya lagi, “Coba ceritakan tanda-tandanya ! Kalau sudah melahirkan budak akan penghulunya dan kalau sudah bermegah-megah dengan rumah-rumah tinggi si penggembala kambing yang miskin.”
Kemudian laki-laki itu berjalan, kata Saidina Umar.
Tidak lama kemudian Nabi bertanya kepada kami, “Hai Umar, tahukah engkau orang yang bertanya itu ?”
Jawab saya, “Tuhan Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Nabi menjelaskan, “Itulah Malaikat Jibril, dia datang untuk mengajarkan agamamu.”
(H.R. Imam Bukhari dan Muslim, – Syarah Muslim I hal. 157 – 160 ).