FATWA MUFTI MALAYSIA / JAKIM = THAREQAT NAQSYABANDI HAQQANI ADALAH SESAT (AQIDAH WIHDATUL WUJUD AL HALAJ)

Tariqat Naqsyabandiah Al-Aliyyah Syeikh Nazim Al-Haqqani

Tarikh Keputusan: 

3 Apr, 2000

Tarikh Mula Muzakarah: 

3 Apr, 2000

Tarikh Akhir Muzakarah: 

3 Apr, 2000

Oleh: 

Muzakarah Kali Ke-48

Keputusan:

Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia Kali Ke-48 yang bersidang pada 3 Apr 2000 telah membincangkan Tariqat Naqsyabandiah Al-Aliyyah Syeikh Nazim Al-Haqqani. Muzakarah telah memutuskan bahawa Tariqat Naqsyabandiah Al-Aliyyah di bawah pimpinan Syeikh Nazim bertentangan dengan fahaman akidah Ahli Sunnah Wal-Jamaah dan menyeleweng dari ajaran Islam. Pengamal ajaran ini hendaklah segera bertaubat.

Semua negeri dikehendaki memfatwa dan mewartakan bahawa tariqat Naqsyabandiah Al-Aliyyah di bawah pimpinan Syeikh Nazim diharamkan dan tidak boleh diamalkan oleh umat Islam kerana ia bercanggah dengan ajaran Islam yang sebenar.

Keputusan (English):
The Naqsyabandiah Al-Aliyyah Syeikh Nazim al-Haqqani Sufi Order

Decision:
The 48th Muzakarah (Conference) of the Fatwa Committee of the National Council for Islamic Religious Affairs Malaysia held on 3rd April 2000 has discussed the Naqsyabandiah Al-Aliyyah Syeikh Nazim al-Haqqani Sufi Order. The Conference decided that the Naqsyabandiah Al-Aliyyah Sufi Order led by Syeikh Nazim contradicts with the creedal doctrine of the Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah and deviates from the teachings of Islam. Practitioners of this Order must repent at once.
All states are required to issue a fatwa that is gazetted which decrees that the Naqsyabandiah Al-Aliyyah Sufi Order led by Syeikh Nazim is unlawful (haram) and must not be practiced by Muslims as it is a deviation from the true teachings of Islam.

 

FATWA JAKIM HAQQANI SESAT

 

http://www.e-fatwa.gov.my/print/fatwa-kebangsaan/tariqat-naqsyabandiah-al-aliyyah-syeikh-nazim-al-haqqani

 

FATWA MUFTI AUSTRALIA: HAQQANI SESAT

 

Lihat fatwa para habaib sunni madzab syafiI al asy’ary:

http://www.darulfatwa.org.au/languages/Indonesian/Kitab_Al-%5EAqidah_print3.pdf

Halaman 58: ALIRAN THAREQAT NAQSYABANDI HAQQANI BANYAK BERKEMBANG DI MALAYSIA DAN MULAI MASUK INDONESIA

Di antara para pendusta yang mengaku sebagai ahli tasawwuf adalah orang yang
bernama Abdullah ad-Daghistani. Ia bukanlah sunni sebagaimana dinyatakan oleh Syekh
Muhammad Zahid an-Naqsyabandi. Abdullah ad-Daghistani keluar dari Daghistan dan
mengaku sebagai seorang sunni, pengikut Thariqah an-Naqsyabandiyyah padahal sanadnya
terputus, tidak bersambung. Mufti Daghistan terdahulu Sayyid Ahmad ibn Sulaiman Darwisy
Hajiyu memperingatkan umat Islam akan bahaya dan kesesatan Abdullah ad-Dagistani ini.
Abdullah ad-Daghistani punya beberapa pengikut, di antaranya Nazhim al-Qubrushshi.
Nazhim kemudian mempunyai murid, di antaranya Hisyam Qabbani yang menyebut dirinya
al-Haqqani, juga saudaranya ‘Adnan Qabbani. Mereka ini termasuk orang yang paling bodoh
tentang agama, dan karenanya para ulama Ahlussunnah memperingatkan masyarakat akan
bahaya dan kesesatan mereka. Bahkan Mufti Tripoli Lebanon menulis komentarnya di
majalah al Afkar agar masyarakat mewaspadai dan tidak tertipu oleh mereka, karena mereka
ini mengaku mengetahui ilmu ghaib dan menganggap bahwa hamba ini adalah bagian dari
Dzat Allah, mereka mengatakan bahwa orang kafir jika membaca al Fatihah maka akan
memperoleh keutamaan dan anugerah dari Allah yang belum pernah diperoleh oleh para nabi,
dan barangsiapa yang membaca ayat… ءامن الرسول sekali saja ia akan memperoleh anugerah yang
belum pernah diperoleh olah para nabi dan para wali, serta masih banyak kekufurankekufuran
mereka yang lain. Alhamdulillah para ulama Indonesia, khususnya para pengikut
Thariqah Naqsyabandiyah telah menyadari kesesatan mereka ini dan memperingatkan
masyarakat akan bahaya dan kesesatan mereka. Kesesatan-kesesatan ini bisa dilihat dalam
buku-buku mereka seperti Muhithat ar-Rahmah, al Washiyyah dan lain-lain.

hALAMAN 56:

Inilah kebenaran yang tidak mungkin dibantah dan ditolak. Namun terdapat
sebagian kelompok yang menyalahi pernyataan ulama Ahlussunnah ini, di antaranya yang
dikenal dengan nama Wahidiyyah. Mereka membagi-bagikan selebaran yang memuat perkataan
mereka: أن تغرقنا في لجة بحر الوحدة yang maknanya : Ya Allah kami memohon kepada-Mu untuk
menenggelamkan kami ke tengah lautan (menyatu dengan- Mu). Redaksi-redaksi semacam ini (bahkan
dalam bahasa Indonesia) juga banyak terdapat dalam majalah mereka. Jelas ini adalah sebuah
kekufuran yang sharih dan menyalahi keyakinan para sufi hakiki.