Terbongkar kedustaan wahabi mengenai perkataan Imam Syafii mengenai Tasawwuf – Sufi – Thareqat

…. anak2 wahabi “blo’on”… dan hanya “ngomong se-enak perut”….

silahakan… jika anda hendak menilai catatan ini KASAR! bagi saya sudah sepantasnya catatan ini dibahasakan seperti ini….

Perhatikan.. !! Baca dan plototiiiin….!! Ada kata-kata yang sering diungkapkan oleh orang2 wahabi yang mereka kutip mentah2 dari perkataan Imam Syafi’i, sedikitpun mereka tidak pernah melihat konteks pembicaraan Imam Syafi’i ini, bahwa Imam Syafi’i berkata:

“Jika ada seseorang bertasawwuf di pagi hari maka sebelum datang zhuhur aku sudah mendapatinya telah menjadi orang dungu”.

BAIKLAH…. !!!

kita bahas ungkapan Imam Syafi’i yang seringkali disalahpahami orang2 Wahabi ini… dengan menampilkan scan kitab Manaqib asy Syafi’i karya Imam Abu Bakr al Bayhaqi yang menjadi rujukan dari statemen dimaksud.

Perhatikan scan berikut ini…

Secara lengkap saya terjemahkan dengan rangkaian sanadnya, berikut ini:

“Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Abdillah al Hafizh, berkata: Aku telah mendengan Abu Muhammad; Ja’far ibn Muhammad al Harits berkata: Aku telah mendengar Abu Abdillah al Husain ibn Muhammad ibn Bahr, berkata: Aku telah mendengar Yunus ibn Abd al A’la berkata: Aku telah mendengar asy Syafi’i berkata: “Jika ada seseorang bertasawwuf di pagi hari maka sebelum datang zhuhur aku sudah mendapatinya telah menjadi orang dungu”.

Dan telah memeberitakan kepada kami Abu Abdurrahman as Sullami, berkata: Aku telah mendengarJa’far ibn Muhammad al Maraghi, berkata: Aku telah mendengar al Husain ibn Bahr, berkata: (lalu mengatakan apa yang dinyatakan oleh Imam Syafi’i di atas).

Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad ibn Abdullah, berkata: Aku telah mendengar Abu Zur’ah ar Razi, berkata: Aku telah mendengar Ahmad ibn Muhammad ibn as Sindi, berkata: Aku telah mendengar ar Rabi’ ibn Sulaiman, berkata: “Aku tidak pernah melihat seorang –yang bernar2– sufi kecuali Muslim al Khawwash”.

Aku (al Bayhaqi) katakan: “Sesungguhnya yang dimaksud –oleh Imam Syafi’i–; adalah orang yang masuk dalam kalangan sufi yang hanya mencukupkan dengan “nama” saja sementara dia tidak paham makna intinya, dia hanya mementingkan catatan tanpa mendalami hakekatnya, hanya duduk dan tidak mau berusaha, ia menyerahkan biaya hidup dirinya ke tangan orang-orang Islam, dia tidak peduli dengan orang-orang Islam tersebut, tidak pernah menyibukan diri dengan mencari ilmu dan ibadah, sebagaimana maksud ucapan Imam Syafi’i ini ia ungkapkan dalam riwayat lainnya”, yaitu riwayat yang telah dikhabarkan kepada kami oleh Abu Abdirrahman as Sullami, berkata: Aku telah mendengar Abu Abdillah ar Razi berkata: Aku telah mendengar Ibrahim ibn al Mawlid berkata dalam meriwayatkan perkataan asy Syafi’i: “Seseorang tidak akan menjadi sufi hingga terkumpul pada dirinya empat perkara; pemalas, tukang makan, tukang tidur, dan tukang berlebihan”. Sesungguhnya, jelas yang dicaci oleh Imam Syafi’i dalam perkataannya ini adalah orang2 sufi –gadungan– dengan sifat-sifat tersebut itu tadi…..

udah sampe sini ajaaa…!!!

Bagi yang berakal sehat, dan sedikit “cerdas”; tidak akan blo’on seperti wahabi; hanya mengutip perkataan ulama lalu ditempatkan bukan pada tempatnya….

abiiiissss…

eeeh tar dulu, tambah dikit neeeh;  (lumayan banyak juga… baca yang sabar!!!)

Kita katakan pula kepada para pembenci tasawuf tersebut, pemimpin tertinggi kalian yang kalian anggap sebagai Imam; Ahmad Ibn Taimiyah al-Harrani (al Mujassim) sangat menghormati al-Junaid al-Baghdadi. Ia menyebut al-Junaid sebagai “Imâm al-Hudâ”.

Lalu siapakah al-Junaid?! Semua orang terpelajar sudah pasti tahu bahwa beliau adalah seorang sufi besar, bahkan pemuka kaum sufi (Sayyid ath Tha’ifah ash Shufiyyah).

Kemudian Imam Ahmad Ibn Hanbal, yang kalian anggap dengan kedustaan kalian sebagai Imam madzhab bagi kalian, sedikitpun tidak pernah membeci para ulama sufi, bahkan menghormati mereka. Bila Imam Ahmad menghadapi suatu masalah maka ia akan meminta komentar dari Abu Hamzah dengan berkata: “Bagaimana pendapatmu wahai sufi?” [Lihat al-Qusyairi, ar-Risâlah…, h. 395].

Dari sini kita katakan kepada para pembenci tasawuf, siapakah yang kalian ikuti?! Apakah kalian bersama Ibn Taimiyah atau bersama Imam Ahmad Ibn Hanbal?! Atau memang kalian membawa ajaran dan keyakinan sendiri?! Bahaya apakah bagi syari’at Islam dari penamaan tasawuf, atau menamakan seorang yang saleh dengan sufi?! Ibn Hibban dalam kitab Shâhîh-nya (al-Ihsân Bi Tartîb Shâhîh Ibn Hibban) banyak mengambil periwayatan haditsnya dari orang-orang yang dikenal sebagai kaum sufi. Demikian pula Imam Ahmad dalam Musnad-nya, beberapa periwayatan haditsnya mengambil dari kaum sufi. Lalu Imam al-Baihaqi, beliau banyak sekali mengambil periwayatan haditsnya dari Abu ‘Ali ar-Raudzabari yang notabene seorang sufi terkemuka. Bahkan orang disebut terakhir ini adalah salah seorang pemuka dan pemimpin kaum sufi, beliau adalah murid dari al-Junaid al-Baghdadi.

Kemudian jika para pembenci tasawuf tersebut mengingkari istilah “sufi” atau “tasawuf” dari segi panamaan belaka karena dianggap tidak pernah ada sebelumnya (bid’ah), maka kita katakan kepada mereka: “Di dalam Islam banyak sekali nama-nama atau istilah-istilah yang dahulu tidak pernah ada, seperti istilah “Syaikh” bagi seorang yang alim, atau “Syaikh al-Islâm” atau apapun namanya yang bahkan kalian sendiri mempergunakannya. Demikian pula penamaan disiplin-disiplin ilmu, seperti Ilmu Sharaf, Ilmu Nahwu, Ilmu Balghah, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits dan lainnya, nama-nama tersebut adalah sesuatu yang tidak pernah dikenal sebelumnya”.

———————

Tambahan:  Bait Diwan Imam Syafe’i yang dihilangkan oleh wahabi ****

BAIT YANG HILANG DARI DIWAN IMAM SYAFI’I !

فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح

Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan
juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.

Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf,
maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa.
Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih,
maka bagaimana bisa dia menjadi baik?

[Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i, hal. 47]

COBA DOWNLOAD DARI :

http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=17&book=16

MAKA KALIMAT DI ATAS SUDAH HILANG !

BANDINGKAN DENGAN TERBITAN BEIRUT DAN DAMASKUS:

Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34

 Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut 1986) p.48  


Bahkan terbitan Dar el-mareefah juga dihilangkan:
http://www.4shared.com/file/37064910/c3ad321/Diwan_es-Safii.html?s=1

2 Responses

  1. manteb bosssss…..!!!!!!!

  2. Kok ndak ada wahaby yg koment ya…???

Leave a comment